Belajar Bodoh
“What?! Belajar bodoh? Kenapa? Masa kita mesti belajar bodoh?”
Mungkin, sebagian
dari sahabat bertanya seperti itu. Kenapa kita belajar bodoh? Tanpa kita
sadari, ternyata eh ternyata…
Secara
garis besar, banyak bangsa, perusahaan-perusahaan, pesantren-peantren, atau apa
pun jenis institusinya mengalami siklus kehidupan sebagai berikut:
- Pemimpinnya masih bodoh, sehingga dikelilingi orang-orang pandai.
- Pemimpinnya agak bodoh, sehingga dikelilingi orang-orang agak pandai.
- Pemimpinnya sangat pandai, sehingga dikelilingi orang-orang yang sangat bodoh.
Kenapa seperti
itu? Sahabat ingin tau? Gini lo penjelasannya,
Pertama, pemimpinnya masih bodoh, sehingga dikelilingi orang-orang
pandai.
Ketika
sebuah bangsa, perusahaan, atau institute lainnya baru berdiri. Biasanya,
pemimpinnya masih kurang pengalaman. Pada posisi seperti itu, biasanya ia
dikelilingi orang yang memiliki banyak kelebihan (pengalaman). Hal ini terjadi,
ibarat para pemimpin bangsa, perusahaan tersebut, gelasnya masih kosong, sehingga
mudah diisi air. Maksudnya, pemimpin tersbut masi memiliki kekurangan, sehingga
lebih muda menerima masukan, biasanya para pemberi masukan menjadi betah di
lingkungan itu, karena merasa dirinya bermanfaat.
Kedua, pemimpinnya agak bodoh, sehingga dikelilingi orang-orang yang
agak pandai.
Ketika
sebuah bangsa, perusahaan, atau institute lainnya mulai tegak bejalan,
kekurangan pemimpin biasanya berkurang, sebab ia telah memiliki pengalaman
menjadi pemimpin. Ketika berposisi seperti ini, biasanya ia dikelilingi
orang-orang yang sedikit memiliki kelebihan, sebab yang banyak pengalamannya
mulai mengundurkan diri atau diberhentikan oleh pemimpin yang merasa sudah
tidak terlalu memerlukan masukan.
Hal
ini terjadi, karena para pemimpin tersebut, gelasnya mulai terisi separuh,
sehingga mulai sulit diisi masukan atau nasehat.
Ketika mulai agak
pandai seperti ini, orang-orang yang memilik kelebihan (pengalaman) kurang
mengaktualisasikan potensinya scara optimal, sebab impinan agak sulit menerima
masukan.
Ketiga, pemimpinnya sangat pandai, sehingga dikelilingi orang-orang
yang sangat bodoh.
Kerika sebuah bangsa, peusahaan, atau
institute lainnya, telah mampu berjalan tegak, maka pemimpinnya telah memiliki
banyak kelebihan sebab sudah berpengalaman menjadi pemimpin.
Ketika posisinya seperti ini, biasanya
ia dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki banyak pengalaman atau tidak tapi
seperti orang yang sangat bodoh.
Sebab yang
berpengalaman tidak dapat mengaktualisasikan potensinya. Hal ini menyebabkan
terjadinya pengunduran diri, diberhentikan, atau sengaja dibuat mengundurkan
diri. Kemudian diikiti oleh yang kurang berpengalaman, yang juga mulai merasa
tidak bisa mengaktualisasikan potensi dirinya.
Memang masih banyak yang memiliki
pengalaman dan masih tetap bertahan pada institute tersebut, namaun perilakunya
seperti orang bodoh, yaitu hanya ingin menyenangkan pemimpinnyadan mencari
aman.
Oleh
karena itu, di sini kita belajar menjadi seorang yang bodoh. Bukan berarti tidak tau
apa-apa, tapi orang bodoh yang bisa menerima masukan dari orang lain.
Sumber : Majalah “...” (Sudah tersimpan lama dalam my dokumen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar