Social Icons

Jumat, 28 September 2012

My Motivation


Aku adalah Calon Orang Sukses Masa Kini

Aku bisa! Aku ingin bisa! Aku pasti bisa!

Aku mungkin bukanlah seorang yang pandai menulis atau berkata-kata, namun aku ingin bisa. Aku ingin belajar. Belajar menulis, belajar membaca, belajar berbicara, belajar diam, belajar berusaha, belajar berdoa, dan belajar istiqomah. Sering kali aku tersandung lalu terjatuh dalam perjalanan mengenal diri dan Allah yang telah menciptakan aku. Namun, aku selalu bangkit dan akan selalu bangkit. Aku malu, jika aku hanya meminta dan terus meminta tanpa ada usaha. 

Hukum Newton I :
∑F = 0

Hidup ini adalah perjuangan. Jika kita tidak ingin berjuang, sudah... tidak usah hidup. Untuk apa kita hidup, kalau hanya bisa menjadi benalu bagi orang lain. Aku sedih melihat diriku sendiri, diciptakan Allah sempurna dibandingkan makhluk Allah yang lain, namun sedikit sekali rasa syukur yang terucap dari hati. Sedikit sedikit mengeluh, ‘aduuh..., aaah..., hmm..., apa?, <senyum terpaksa>, kalo aja..., gimana sii!’, banyak deh rasa keluh dalam diri yang tidak sengaja terlontar begitu saja. Astagfirullah...
Sering sekali aku sedih, ketika tidak sengaja mengucapkan kata-kata itu.

Lalu apa yang harus aku lakukan?  

Istighfar dan mulailah berpikir positif, yaa... berpikir positif untuk bersyukur. Ayoo... tidak ada kata terlambat, mulai perbaiki mind set  kita untuk berpikir positif, ‘yaa... ini yang terbaik, tidak ada kata terlambat, masih ada waktu untukku perbaiki ini semua, tenaang, Allah bersama dengan ku, Allah akan selalu mengajariku untuk berbuat baik, terima kasih Ya Allah’, tarik napas dalam-dalam dan tersenyumlah, lalu bergerak untuk perbaiki diri. Yakinlah... selagi Allah masih memberikan kesempatan umur pada kita, maka muliakanlah waktu-waktu kita, muliakanlah diri kita, maka dengan itu kita akan muliakan Allah dan dimuliakan Allah. Dimulai dari sekarang, diri sendiri, dan hal terkecil.

Ubah mind set  diri kita, dan BISA! YAKIN AKU BISA!

Lalu motivasi diri kita, pikirkan bahwa kita bisa menjadi seorang yang kita pikirkan.
‘Aku adalah calon orang sukses di masa sekarang. Aku adalah seorang guru, maka aku harus bersikap bijak, berwibawa, memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, dan bersikap baik pada sesama. Aku adalah seorang yang cerdas, cerdas memanage diri, cerdas memanage waktu, cerdas memanfaatkan kesempatan yang ada. Semua ini aku lakukan hanya karena Allah, karena aku ingin menjadi seorang yang bermanfaat bagi umat. Allah akan membimbing aku. Aku tidak takut pada apapun. Bismillah...’

Itulah, motivasi diri agar aku semangat dalam menjalani hidup ini. 

‘Sekalipun saat aku sedih karena ujian yang sangat sulit dan berat untuk aku, aku yakin Allah bersama dengan aku, Allah yang memberikan ujin ini untuk aku, ini semua akan menempa kedewasaan aku. Aku bahagia, Allah. Terima kasih’
Aku bahagia, bahagia dan bersyukur atas apa yang telah Engkau titipkan, ini adalah yang terbaik.  Karena aku BAHAGIA, maka aku siap memperbaiki diri setiap waktu. Memperindah akhlak karena Allah. Mencintai saudara muslimin dan muslimat karena Allah. Yaa... aku mencintai kalian semua karena Allah. Aku ingin seperti Rasulullah, kekasih Allah. Saling berbagi, walau diri ini tak punya. Saling berbagi kebahagiaan, dikala hati ini menangis. Berbagi kebaikan, walau diri ini hina. Tapi, inilah yang harus dilakukan seorang akhwat yang sholihah. Aku Bisa, Allah. Aku Bisa. Aku bisa karenaMu.
...

Aku Ingin Kuliah


AKU INGIN KULIAH

Putri adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Kini Ia duduk di bangku kelas 3 SMA. Kakaknya bernama Putra, Ia seorang mahasiswa berprestasi di salah satu universitas ternama di Indonesia. Walau keluarga mereka terbilang tidak mampu, namun prestasi yang diraih Kakaknya merupakan hasil dari keringat belajarnya selama ini. Ia mendapatkan beasiswa hingga S1. Putri ingin sekali seperti kakaknya.   

Jam dinding menunjukkan pukul 13.00.

Putri     : (mengetuk pintu sambil mengucapkan salam) “Assalamu’alaikum, Ibu! Putri pulang...” (sambil membuka pintu)

Ibu       : “Wa’alaikumsalam” (melihat ke arah pintu dan melanjutkan menjahit)

Putri menghampiri Ibu dan segera mencium tangan Ibu

Putri     : “Ibu, Putri mau kuliah...” (sambil melepaskan tangan Ibunya perlahan)

Ibu       : “Nak, Ibu tidak mampu membayar uang kuliahmu. Kau-­kan perempuan, tamat SMA langsung melamar kerja atau menunggu untuk dilamar saja” (sambil mengusap kepala anaknya)

Ibu       : “Tapi, Putri ingin kuliah Bu” (pergi meninggalkan Ibunya dan masuk kamar dengan wajah yang sedih)

Ibu       : “Putri... Putri...” (sambil menggelengkan kepalanya)

            Keesokan harinya, sebelum berangkat sekolah.

Putri     : “Ibu, Putri ingin kuliah. Putri akan belajar sungguh-sungguh. Putri bisa seperti kakak mendapatkan beasiswa hingga S1. Putri akan berusaha untuk tidak membebani Ibu dan Ayah” (sambil memegang tangan Ibunya hendak mencium telapak tangannya)

Ibu       : “Putri, walau kau nanti kau kuliah, pasti akhirnya kau hanya akan menjadi Ibu rumah tangga seperti Ibu. Mengurus anak, mengurus rumah, dan memasak. Lebih baik kau belajar mengurus rumah dan memasak saja pada Ibu. Bantu Ibu di rumah, Nak..” (menggenggam erat tangan Putri sambil meyakinkan)

Putri     : “Ibu, itu tidak  cukup. Putri ingin kuliah, tidak hanya mengabdi pada keluarga, tapi Putri ingin belajar menjadi orang yang bermanfaat di masyarakat. Ibu percayakan Putri punya kemampuan?”

Ibu       : “Ibu percaya Putri..., tapi...”

Putri     : “Putri akan belajar dengan sungguh-sungguh. Putri akan kuliah seperti Kakak. Putri berangkat sekolah dulu Bu. Assalamu’alaikum” (mencium tangan Ibunya dan segera pergi meninggalkan Ibunya)

Sang Ibu hanya bisa berdoa dan berharap atas pilihan putrinya.

SNMPTN telah berlalu, tidak terasa hasil SNMPTN akan segera diumumkan esok hari. Putri tidak sabar melihat namanya tercantum dalam daftar peserta yang lulus SNMPTN. 

Sudah lama ia menunggu tukang koran yang biasa lewat di depan rumahnya. Tiba-tiba...
Tukang Koran  : “Koran, koran,...!”

Putri                 : “Mang, korannya satu!” (menghampiri tukang koran)

Setelah selesai membeli koran, Putri berjalan perlahan masuk ke beranda rumahnya sambil membuka lembar demi lembar koran

Putri                 : “Alhamdulillah. Ibu...! (berteriak memanggil Ibunya)

Ibu                   : “Ada apa, Nak? Kok teriak-teriak begitu?

Putri                 : “Ibu, Putri diterima di PTN yang Putri inginkan. Ini ada nama putri (sambil    memperlihatkan daftar peserta SNMPTN yang lolos di lembar koran yang ia pegang)

Ibu                   : “Alhamdulillah” (memeluk anaknya)

Putri                 : (sambil melepas pelukan ibunya) “Ibu, Putri bisa buktikan pada Ibu kalau Putri bisa lulus SNMPTN. Ibu tidak perlu khawatir untuk biaya kuliah, Putri akan berusaha untuk membayarnya. Semoga nanti Putri bisa mendapatkan beasiswa. Ibu doakan ya...”

Ibu                   : “Ibu selalu mendoakanmu, Nak. (mengalihkan pembicaraan) Oh ya, kamu masih mau belajar memasak dengan Ibu-kan?” (sambil mengajak Putri untuk masuk ke dalam rumah)

Putri                 : “Pasti dong, Bu. Itu nomor satu. Ingat pesan Ibu, perempuan itu harus pintar masak. Ya-kan, Bu?”

Ibu                   : “Pintar anak Ibu..” (sambil tersenyum dan bersyukur melihat anak bungsunya)
...

Cerita pendek ini dibuat untuk memenuhi tugas B. Indonesia kelas XII SMA beberapa bulan yang lalu...
 Entah cerita pendek atau hanya sekedar dialog (apapun namanya) Semoga bermanfaat!!!

Senangnya Bergaul dengan Orang-Orang yang Berjihad


Senangnya Bergaul dengan Orang-Orang yang Berjihad

“Enak ya jadi kamu, bisa tinggal di lingkungan yang mendukung dan bisa bergaul dengan orang-orang yang hebat, seperti yang kamu ceritakan tadi.”

                Hidup adalah sebuah pilihan. Salah, bila seseorang mengatakan bahwa kehidupannya yang melarat adalah takdir. Salah, bila seseorang mengatakan bahwa Allah itu tidak adil. 

“Mengapa di dunia ini ada orang miskin dan orang kaya? Mengapa ada orang minta-minta? Sebenarnya aku malu, Ran, ada di tempat ini. Sepanjang jalan pasti ada pengemis, dan kita bisa jalan seenaknya dengan baju baru ini,” kata temanku saat berada di salah satu lokasi di Braga, Bandung.

Allah itu Maha Adil. Jika tidak ada orang miskin dan kaya, bagaimana Allah bisa mengetahui siapa hambaNya yang benar-benar bertaqwa? Dan dengan shodaqoh, Allah bisa mengetahui siapa dari hambaNya yang benar-benar ikhlas memberikan sebagian hartanya karena Allah. Hidup adalah sebuah pilihan. Dan setiap manusialah yang menentukan kehidupannya sendiri.

Setiap anak terlahir ke dunia adalah kehendak Allah, bagaimanapun keadaannya. Entah ia terlahir sebagai seorang yang miskin atau kaya. Namun, kita bisa melihat kehidupan sesungguhnya setelah ia dewasa. Apakah mereka yang tadinya seorang yang miskin, kini berubah menjadi seorang yang kaya? Atau mereka yang terlahir sebagai seorang yang kaya, kini berubah menjadi seorang yang miskin? Atau tidak ada perubahan sama sekali? 

Man Jadda Wa Jada, siapa yang berusaha maka ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Seperti hukum Newton I dan hukum Newton II,

∑F=0, 

Jika tidak ada usaha yang kita lakukan maka itu sama saja kita diam, tidak bergerak untuk berkarya.
∑F=m.a

Jika ada usaha yang kita lakukan, pasti ada perubahan dalam hidup kita.
Tidak mungkin ada seorang yang kaya, namun ia tidak berusaha sama sekali.


To be continue...

Memang Panggung Sandiwara


Memang Panggung Sandiwara

Karya : Rana Ida Sugatri
Hidup memang panggung sandiwara
Setiap insan adalah aktornya
Dan Tuhan sutradaranya
Skenario demi skenario terlampir
Tersusun rapi menata alur cerita

Aku, salah satunya...
Jatuh bangun ku perankan karakterku

Ku terjajah!
Tersungkur dengan ratapan yang sangat memalukan
Ku merdeka!
Melawan para penjajah yang dulu menjajahku

Ku buktikan, kalian bukan apa-apa!

Waktupun berkata,
Kalian yang dulu memandangku sebelah mata
Kini menganggapku kawan bahkan lawan

Oooh... Dunia
Sangat lucu dirimu...
Kau jatuhkan aku bagai sampah yang kau buang!
Dan kau angkat aku bagai permaisuri di atas permadani indah

Itulah skenario Tuhan
Indah namun menyakitkan
Tidak, tidak!
Menyakitkan namun indah

Tersadar ketika ku pahami skenario itu
Indah, indah sekali...
Ternyata Kau ciptakan skenario hidupku dengan kasih sayangMu

Badai besar yang selalu menghadangku
Itulah bukti sayangMu
Disanalah ku sadar
Skenario yang membuatku tahu, Kau menemaniku

Kau sahabat sejatiku
Kau penolong hidupku

Bunga-bunga yang bermekaran di hadapanku
Itulah bukti cintaMu
Aku bahagia!
Karena ku sadar Kaulah pemberi hadiah terindah dalam hidupku

Skenario demi skenario telah ku jalani
Jerih payahku selama ini kini telah terbayar sudah

Namun, semua ini belum cukup!
Sang Sutradara masih memberikan ku skenario tambahan
Aku masih harus berjuang!
Demi menggapai cita-citaku
Menjadi seorang aktris terbaik
Dihadapan Sang Sutradara dan aktor-aktris lainnya

Membayangkan jalannya cerita yang telah aku mainkan
Rasanya, inginku tertawa
Dunia... dunia
Kau memang panggung sandiwara

Kenangan 2012
 

Semangatku

Hidup itu untuk hidup. Hidup itu untuk berkarya di dunia dan kelak tersenyum di akhirat. Hidup itu menebar manfaat. Suatu kebahagiaan ketika bisa melihat orang tersenyum dan bersyukur karena adanya kita.

Bagi saya, lebih baik dibenci di hadapan manusia. Daripada dibenci di hadapan Allah. Terkadang perbuatan yang kita lakukan, orang lain tidak suka melihatnya (membenci kita). Bagi saya, selagi hal itu baik menurut Allah, dibenci adalah ujian terbaik yang menjadikan saya pribadi yang tegar. So, semangat menjadi seorang yang lebih baik lagi di hadapan Allah :)

Tentang Saya

Saya adalah saya. Mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi ^^

Motivasi

Kejujuran adalah sesuatu yang sangat mahal. Terkadang kejujuran bisa membuat kita terjatuh, namun hal itu akan memberikan kekuatan berarti dalam kehidupan kita.